Peraturan Yang Di Keluarkan Bank Indonesia ( BI ) Tentang Perbankan
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 14/20/PBI/2012 tanggal 17 Desember 2012 tentang Perubahan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Syariah Bagi Bank Umum Syariah
I.
Latar Belakang
-Ketentuan ini merupakan penyempurnaan PBI tentang Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek yang telah diterbitkan tahun 2009 dengan latar belakang
karena kondisi makro ekonomi dan stabilitas sektor keuangan serta kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan saat ini semakin membaik, sehingga dilakukan
penyesuaian persyaratan bank penerima Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah
(FJPJPS).
II. Pokok-Pokok Pengaturan
Pokok-pokok penyempurnaan PBI ini meliputi antara
lain:
- Penyempurnaan ketentuan terutama terkait dengan:
- persyaratan Bank yang dapat mengajukan permohonan,
- persyaratan tentang agunan,
- Bank yang dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh FPJPS adalah bank yang mengalami kesulitan jangka pendek, memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) paling rendah 8% dan modal sesuai dengan profil risiko bank, serta memiliki agunan yang berkualitas tinggi yang nilainya mencukupi.
- Agunan aset Pembiayaan hanya dapat dijadikan agunan apabila Bank tidak mempunyai surat-surat berharga yang mencukupi atau Bank tidak memliki surat-surat berharga yang dapat diagunkan.
Aset Pembiayaan yang dapat diagunkan adalah yang memiliki
kualitas tergolong lancar selama 12 (dua belas) bulan terakhir berturut-turut,
bukan merupakan Pembiayaan konsumsi kecuali pembiayaan pemilikan rumah,
Pembiayaan dijamin dengan agunan tanah dan/atau bangunan dengan nilai paling
rendah 140% (seratus empat puluh persen) dari plafon Pembiayaan, bukan
merupakan Pembiayaan kepada pihak terkait, Pembiayaan belum pernah
direstrukturisasi, sisa jangka waktu jatuh tempo
Pembiayaan paling singkat 12 (dua belas) bulan dari saat persetujuan FPJPS,
baki debet (outstanding) Pembiayaan tidak melebihi batas maksimum penyaluran
dana pada saat diberikan dan tidak melebihi plafon Pembiayaan, dan memiliki
perjanjian Pembiayaan dan pengikatan agunan yang mempunyai kekuatan hukum.
- Haircut aset Pembiayaan yang dapat dijadikan agunan FPJPS paling kurang 200% (dua ratus persen) dari plafon FPJPS.
- Bank Indonesia menghentikan pencairan FPJPS dan/atau mengakhiri perjanjian FPJPS sebelum jatuh waktu dalam hal terjadi pelanggaran persyaratan FPJPS oleh Bank. Penghentian pencairan FPJPS dan/atau pengakhiran perjanjian FPJPS yang disebabkan karena pelanggaran persyaratan agunan FPJPS dilakukan setelah Bank tidak dapat melakukan penggantian/penambahan agunan FPJPS atau Bank telah melakukan penggantian/penambahan agunan FPJPS namun tetap tidak dapat memenuhi persyaratan agunan FPJPS.
- Bank wajib menyampaikan laporan daftar aset Pembiayaan yang memenuhi persyaratan untuk menjadi agunan FPJPS kepada Bank Indonesia setiap 6 (enam) bulan sekali yaitu untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember, paling lambat tanggal 15 (lima belas) setelah posisi akhir bulan bersangkutan. Untuk pertama kalinya laporan daftar aset Pembiayaan disampaikan untuk posisi bulan Juni 2013. Bank dapat menyampaikan laporan nihil apabila tidak memiliki aset Pembiayaan yang memenuhi persyaratan sebagai agunan FPJPS atau tidak mengalokasikan aset Pembiayaan sebagai agunan untuk mengantisipasi kebutuhan FPJPS.
- Bank Indonesia akan mendebet rekening giro Rupiah Bank penerima FPJPS di Bank Indonesia dalam hal FPJPS jatuh tempo (pendebetan sebesar nilai pokok dan imbalan FPJPS), FPJPS belum jatuh tempo namun saldo rekening giro Bank di Bank Indonesia melebihi kewajiban GWM (pendebetan paling tinggi sebesar nilai pokok FPJPS yang telah diterima Bank), dan/atau FPJPS diakhiri sebelum perjanjian jatuh tempo (pendebetan sebesar nilai pokok dan imbalan FPJPS).
- Dalam rangka pengawasan terhadap penggunaan FPJPS, Bank wajib menyampaikan Bank kepada Bank Indonesia berupa laporan mengenai penggunaanc dan rencana tindak perbaikan (action plan) untuk mengatasi kesulitan likuiditas paling lama 5 (lima) hari kerja setelah pencairan FPJPS.
- Bank yang melanggar PBI ini akan dikenakan sanksi.
Komentar :
Saya sangat setuju dengan
peraturan kebijakan BI yang mau mendanai bank umum syariah dalam jangka pendek, sebab kebijakan
tersebut sangat membantu bank-bank umum yang sedang mengalami kesulitan dalam
jangka pendek dengan pendanaan yang di berikan oleh Bank Indonesia, namun di
sisi lain juga terdapat peraturan yang memberatkan pendanaan yang di
berikan Bank Umum Syariah yaitu apabila dalam pengawasan terhadap
penggunaan FPJPS, Bank yang memperoleh pendananaan wajib mememberikan pelaporan
penggunaan FPJPS, kondisi
likuiditas Bank, pemantauan pemenuhan persyaratan FPJPS dan persyaratan agunan
FPJPS pada setiap akhir hari kerja, hal ini sebenarnya dapat mengganggu
keprivasian dari suatu transaksi pada bank yang memperoleh pendanaan.
Ref :
http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbankan/pbi_142012.html
http://blank-pengetahuan.blogspot.com/2013/03/tugas-18-peraturan-yang-di-keluarkan.html